Senin, 29 September 2014

Tugas 2 (RAGAM BAHASA)

RAGAM BAHASA
            Bahasa Indonesia wajib dipelajari tidak hanya oleh kalangan pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajarinya. Dalam bahasa Indonesia ada yang ada yang disebut Ragam Bahasa dimana Ragam Bahasa adalah variasi dalam pemakaian bahasa.
Berikut adalah Definisi-definisi tentang ragam bahasa dari para ahli:

1.      Pengertian Bahasa Menurut Menurut Bachman (1990)
Menurut Bachman (1990),”ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.”

2.      Pengertian Bahasa Menurut Dendy Sugono
Menurut Dendy Sugono (1999),” Bahwa sehubunungan dengan pemakaian bahsa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tidak baku. Dalam situasi resmi, seperti di sekolah, di kantor, atau dildalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, dipasar kita tidak di tuntut menggunakan bahasa baku”.

3.      Pengertian Bahasa Menurut Fishman ed
Menurut Fishman ed (1968), Suatu ragam bahasa, terutama ragam junarlistik dan hukum, tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi panutan bagi panutan pengguna bahasa Indonesia. Dalam pada itu perlu di perhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku pembicaraan dan topik pembicaraan.
      Aneka ragam bahasa timbul akibat pengaruh dari berbagai hal yang berhubungan dengan penutur dan tempat sarana atau media yang digunakan.
1. Hal yang berhubungan dengan penutur dapat dibedakan seperti berikut
a.       Latar Belakang Daerah Penutur.
      Ragam bahasa yang dipengaruhi oleh latar belakang daerah penuturnya menimbulkan ragam daerah atau dialek. Dialek adalah cara berbahasa Indonesia yang diwarnai oleh karate bahasa daerah yang masih melekat pada penuturnya. Contoh: Bahasa Indonesia dengan dialek Betawi biasanya menggunakan fonem /e/ untuk melafalkan kata yang berakhir dengan vocal /a/,misalnya apa menjadi ape, di mana menjadi di mane, dan seterusnya. Begitu pula dengan logat jawa untuk menyebutkan kata berawalan konsonan /b/ akan terdengar bunyi konsonan /m/, misalnya, Bandung menjadi mBandung, Bogor menjadi mBogor.



b.      Latar belakang pendidikan penutur
      Berdasarkan latar belakang pendidikan penutur, timbul ragam yang lafal baku dan yang tidak berlafal baku khususnya dalam pengucapan kosakata yang berasal dari unsur serapan asing. Kaum berpendidikan umunya melafalkan sesuai dengan lafal baku. Namun, untuk yang kurang atau tidak tidak berpendidikan, pelafalan diucapkan tidak tepat atau tidak baku. Contoh: pengucapan kata film, foto, fokus, fakultas diucapkan pilm, poto, pokus, pakultas.

c.       Situasi pemakaian, sikap, dan hubungan sosial penutur
      Berdasarkan ahli ini, timbul ragam formal, semiformal, dan nonformal. Ragam formal digunakan pada saat situasi resmi atau formal, seperti di kantor, dalam rapat, seminar atau acara-acara kenegaraan. Ragam formal menggunakan kosakata baku dan kalimatnya terstruktur lengkap. Ragam formal juga dipakai jika penutur berbicara pada orang yang disegani atau dihormati, misalnya pimpinan perusahaan.
      Ragam semiformal dan nonformal biasa dipakai pada situasi tidak resmi, seperti di warung, di kantin, di pasar, pada situasi santai, dan akrab. Ragam semiformal dan formal dibedakan oleh pemilihan katanya. Ragam semiformal mengguanakan kalimat yang tidak lengkap gramatikalnya dan kosakata yang dipilih cenderung tidak baku, sedangkan ragam nonformal relative sama dengan ragam informal hanya piliha katanya lebih luwes atau bebas. Kata-kata daerah atau gaul dapat digunakan sepanjang masing-masing penuturnya memahami dan tidak tergatung dengan penggunaan kata tersebut.
Contoh:
1.      Kalau soal itu, saya nggak tau persis. (informal/semiformal)
2.      Emangnya kamu nggak dikasih kupon. (semiformal)
3.      Kalau soal itu, ogut nggak tau deh. (nonformal)
4.      Emangnya situ nggak ngantor, Mas. (nonformal)

d.      Ruang lingkup pemakaian atau pokok persoalan yang dibicarakan.
      Di lingkangan kelompok penutur. Banyak persoalan yang dapat menjadi topik pembicaraan dalam kehidupan sehari-hari. Saat membicarakan topik tertentu, seseorang akan menggunakan kosakata kajian atau khusus yang berhubungan dengan topik pembicaraan tersebut. Ragam bahasa yang digunakan untuk membahas suatu bidang akan berbeda dengan bidang lainya, misalnya pembicaraan yang berhubungan dengan agama tentu mengguanakan istilah yang berhubungan dengan agama, begitu pula dengan bidang lainnya. Misalnya bidang hukum, kedokteran, dan ekonomi. Masing-masing memiliki ciri khas kata atau ragam bahasa yang digunakan. Termasuk pengguanaan bahasa ungkapan atau gaya bahasanya. Variasi ini disebut dengan laras bahasa.


2. Ragam Bahasa
    Ragam Bahasa berdasarkan sarananya, dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a.       Ragam Bahasa Lisan
        Ragam Bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelepasan kalimat. Namun hal itu tidak mengurang ciri kebakuan. Walaupun demikian ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan kalimat dan unsur-unsur didalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung didalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
        Pembicara lisan dalam dalam situasi formal berbeda tuntunan kaidah kebakuannya dengan pembicara lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa dituliskan, ragam bahasa tidak bisa disebut ragam bahasa tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dengan tulisan, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulisan. Kedua ragam itu masing masing adapun ciri-ciri dari keduanya:
        Ciri-ciri ragam lisan:
·         Memerlukan orang kedua/teman bicara/lawan bicara
·         Tergantung kondisi, ruang, dan waktu
·         Tidak harus memperhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi dan bahasa tubuh
·         Berlangsung cepat.
Contohnya: “Sudah saya perbaiki komputer itu.”

b.      Ragam Bahasa Tulisan
     Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulisan makna kalimat yang di ungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelepasan unsur kalimat. Oleh karena itu penggunaan ragam baku tulisan diperlukan kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, strukutur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam strukur kalimat.
     Ciri-ciri Ragam Tulis:
·         Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara/lawan bicara
·         Tidak tergantung kondisi, situasi dan ruang serta waktu
·         Harus memperhatikan unsur gramatikal
·         Berlangsung lambat
·         Selalu memakai alat bantu
·         Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi
·         Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
Contohnya: “Saya pribadi yang cukup baik dan pantas dicintai, bagaimana pun perasaan saya.”

     Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata):
            Tata Bahasa:
a.       Ragam Bahasa Lisan
1.      Andri sedang nonton televisi
2.      Wahyu mau nulis puisi
b.         Ragam Bahasa Tulisan
1.      Andri sedang menonton televisi
2.      Wahyu mau menulis puisi

Kosa Kata:
a.       Ragam Bahasa Lisan
1.      Melky bilang kalau kita harus mengerjakan PR
2.      Kita harus bikin lagu
b.      Ragam Bahasa Tulisan
1.      Melky mengatakan bahwa kita harus mengerjakan PR
2.      Kita harus Membuat lagu

3. Ragam Bahasa Resmi dan Ragam Bahasa Tidak Resmi
            Menurut sifat dan situasi pemakaiannya, ragam bahasa dibagi menjadi ragam bahasa resmi dan ragam bahasa tidak resmi.
a.       Ragam bahasa resmi
Adalah ragam bahasa yang digunakan dalam suasana resmi atau formal, misalnya pidato, surat dinas, makalah/karya tulis.

b.      Ragam bahasa tidak resmi
Adalah ragam bahasa yang digunakan dalam suasana tidak resmi.
Misalnya surat pribadi dan surat keluarga.

Ciri-ciri bahasa resmi sebagai berikut.
1.      Digunakan dalam situasi resmi
2.      Nada bicara (intonasi) yang cenderung datar
3.      Mengguanakan diksi yang baku
4.      Kalimat yang diungkapkan adalah hal yang lengkap.
Ciri-ciri Ragam bahasa tidak resmi adalah sebagai berikut.
1.      Digunakan dalam bahasa situasi tidak resmi
2.      Menggunakan diksi yang tidak baku
3.      Sering menggunakan kalimat-kalimat tidak lengkap.

Sumber:
Modul Simpati SMK kelas X semester 1 hal 19-20. Surakarta: Grahadi.

Heriyanto. “Ragam Bahasa Indonesia”.
(di akses 29 September 2014)

0 komentar:

Posting Komentar