Minggu, 26 Oktober 2014

Tugas 5

KALIMAT DASAR


A. PENGERTIAN KALIMAT

      Kalimat adalah bahsa satuan terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Kalimat meruoakan gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalmat dasar adalah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktur inti, belum mengalami perubahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, ataupun pelengkap.

B. Unsur-unsur Kalimat

Pengertian SPOK
     Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK:

a. Subjek / subyek (S)
    Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat, dapat mengaburkan makna kalimat.
Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi sebagai:
  1. Membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat mejemuk,
  2. memperjelas makna,
  3. menjadi pokok pikiran,
  4. menegaskan makna,
  5. memperjelas pikiran ungkapan,
  6. membentuk kesatuan pikiran.
Ciri-ciri Subjek:
  1. Jawaban apa atau siapa
  2. Didahului kata bahwa
  3. Berupa kata atau frasa benda(nomina)
  4. Disertai dengan kata ini atau itu
  5. Disertai pewatas yang
  6. Kata sifat didahului kata si atau sang: si cantik, si hitam, sang perkasa
  7. Tidak didahului preposisi: di, dalam, pada, kepada, untuk, dari, menurut, berdasarkan, dan lain-lain
  8. tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak tetapi dapat dengan kata bukan.
Contoh Subjek:
Jawaban atas pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat:
Andri memelihara binatang
Siapa memelihara? jawab: Hadi. (maka Andri adalah Sebjek (S).

b. Predikat (P)
    Predikat adalah bagian yang memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri atau subjek itu. Memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri tentulah menyatakan apa yang dikerjakan atau dalam keadaan apakah subjek itu. Oleh karena itu, biasanya predikat terjadi dari kata kerja atau kata keadaan. Kita seslau dapat bertanya dengan memakai kata tenya mengapa, artinya dalam keadaan apa, bagaimana, atau mengerjakan apa?.
Ciri-ciri Predikat:
  1. Jawaban mengapa, bagaimana
  2. Dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan
  3. Dapat didahului keterangan aspek: akan, sesudah, sedang selalu, hampir
  4. Dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya, mesti, selayaknya, dan lain-lain.
  5. Tidak didahului kata yang, jika didahului yang perdikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek
  6. Didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni
  7. Predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat atau bilangan.
c. Objek (O)
     Subjek dan Predikat cenderung muncul secara ekplisit dalam kalimat, namun objek tidaklah demikian halnya. Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas onjek itu sendiri. Predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai objek. Biasanya, predikat ini berupa kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-i, misalnya: mengembalikan, mengumpulkan; me-i, misalnya: mengambil, melempar, mendeati.
Dalam kalimat, Objek beerfungsi sebagai:
  1. Membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif,
  2. Memperjelas makna kalimat,
  3. Membetuk kesatuan atau kelengkapan pikiran.
Ciri-ciri Objek:
  1. Berupa kata benda
  2. Tidak didahului kata depan
  3. Mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif
  4. Jawaban apa atau siapa yang terletak dibelakang transitif
  5. Dapat menduduki fungsi subjek kalimat itu dipasifkan.
d. Keterangan (K)
    Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata frasa, atau anak kalimat. Keletarangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keteranga yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga.
Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.
  1. Bukan Unsur Utama, Berbeda dari subjek, predikat, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam unsur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
  2. Tidak Terikat Posisi, Didalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan predikat.
Jenis Keterangan
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.
  1. Keterangan Waktu, Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa atau anak kalimat. Keterangan yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan Minggu depan. Keterangan waktu yang berupa kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
  2. Keterangan Tempat, Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
  3. Keterangan Cara, Keterangan cara dapat berupa kata ulang, frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa kata ulang merupakan perulangan adjektiva. Keterangan yang berupa frasa ditandai oelh kata dengan atau secara. Terakhir, keterangan cara yang berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
  4. Keterangan Sebab,  Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keteranagn tujuan sebab yang berupa frasa ditandai oleh kata karena atau lantaran yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina. 
  5. Keterangan Tujuan, Keterangan ini berupa frasa atau kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang beruoa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.
  6. Keterangan Aposisi,  Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis keteragan ini dia apit tanda koma, dan tanda pisah(--) atau tanda kurang. Contoh: Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.
  7. Keterangan Tambahan, Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina(subjek ataupun objek), tetapi berbeda dari keterangan aposisi, keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang diterngkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan. Contoh: Ridwan, mahasiswa tingakat lima, mendapat beasiswa. (Keterangan tambahan itu tidak dapat menggantikan unsur yang diterapkan yaitu kata Ridwan.)
  8. Keterangan Pewatas, Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas tidak dapat di tiadakan. Contoh: Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapat beasiswa ( contoh tersebut menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang mendapat beasiswa, melainkan hanya yang mempunyai IP tiga lebih. )
e. Pelengkap (Pel)
    Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi kalimat pasif, bukan pelengkap.
Berikut ciri-ciri pelengkap:

Di belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan  pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
  • Diah mengirimi saya buku baru.
  • Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Contoh diatas menjelaskan unsur kalimat buku baru, sepeda baru berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.

Hasil jawaban dari predikat dengan pernyataan apa.
Contoh:
a. Pemuda itu bersenjatakan pistol
 Kata pistol adalah pelengkap.
Bersenjata apa? jawab pistol (maka pistol sebagai pelengkap)

b. Fiani membaca buku.
membaca buku apa? jawab buku (buku sebagai objek karena dapat menempati Subyek)

C. POLA KALIMAT DASAR

Berdasarkan penelitian para ahli, pola kalimat dasar dalam bahasa Indoenesia adalah sebagai berikut:
Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat daar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat ini untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Contohnya:
  • Mereka / sedang menari. = S / P (Kata Kerja)
  • Pamannya / guru SMP. = S / P (Kata Benda)
  • Gambar itu / bagus. = S / P (Kata Sifat)
  • Peserta penataran ini / tujuh puluh orang. = S / P (Kata Bilangan)
Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa  nomina atau frasa nominal.
Contohnya:
  • Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. = S / P / O
  • Mereka / sedang membuat / layang-layang. = S / P / O
Kalimat Dasar Berpola S P Pel
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Contohnya:
  • Anaknya / beternak / ayam. = S / P / Pel.
Kalimat Dasar Berpola S P O Pel
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nomina, dan pelengkap berupa nomina frasa nominal.
Contohnya:
  • Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O / Pel.
Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, dan keteangan berupa frasa berpreposisi.
Contohnya:
Mereka / berasal / dari Surabaya. = S / P / K

Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. SUbjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intrasitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Contonya:
  • Kami / memasukan / pakaian / kedalam lemari. = S / P / O / K
Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina ayau frasa nominal, predikat berupa verba intrasitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau nominal, danketerangan berupa frasa berpresosisi.
Contohnya:
  • Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K

  1. KB + KK                          : Mahasiswa berdiskusi.
  2. KB + KS                           : Dosen itu ramah.
  3. KB + KBil                         : Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.
  4. KB + (KD + KB)              : Tinggalnya di Palembang.
  5. KB + KK + KB2               : Mereka menonton film.
  6. KB1 + KK + KB2 + KB3 : Paman mencarikan saya pekerjaan.
  7. KB1 + KB2                       : Rustam peneliti.

D. JENIS-JENIS KALIMAT

a) Kalimat tunggal ialah kalimat yang hanya memiliki satu pola (klausa), yang dari subjek dan predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang paling sederhana. kalimat tunggal yang sederhana ini dapat di telusuri berdasarkan pola-pola pembentukannya.
pola-pola kalimat dasar yang di maksud adalah sebagai berikut:
KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
contoh:
Ibu memasak
  S       P

KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
contoh:
Anak itu sangat rajin
   S                P

KB + KBil (Kata benda + Kata Bilangan)
contoh: 
Apel itu ada dua
   S        P

Kalimat Tunggal terdiri atas 2 jenis, yaitu:
  1. Kalimat Nominal yaitu jenis kalimat yang pola predikatna menggunakan kata benda. Contoh: Adik perempuan saya ada dua orang.
  2. Kalimat Verbal yaitu jenis kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai predikatnya. Contoh: Saya sedang mandi.
    Dua jenis kalimat tunggal diatas dapat dikembangkan dengan menambahkan kata pada tiap unsur-unsurnya. Dengan adanya penambahan tiap unsur-unsur itu. unsur utama masih dapat dengan mudah dikenali. Perluasan kalimat tunggal terdiri atas:
  1. Keterangan Tempat, misalnya: disini, lewat jalan itu, di daerah ini, dll. Contoh: Rumahnya ada di daerah ini.
  2. Keterangan Waktu, misalnya: setiap hari, pukul, tahun ini, tahun depan, kemarin, lusa, dll. Contoh: Aktifitas dimulai pukul 08.30 pagi.
  3. Keterangan Alat, misalnya: dengan baju, dengan sepatu, dengan motor, dll. Contohnya: Dia pergi dengan sepeda motor.
  4. Keterangan Cara,  misalnya: dengan hati-hati, secepat mungkin, dll. Contoh: Prakarya itu dibuat dengan hati-hati.
  5. Keterangan Modalitas,  misalnya: harus, mungkin, barangkali, dll. Contoh: Saya harus giat berlatih.
  6. Keterangan Aspek, misalnya: akan, sedang, sudah, dan telah. Contoh: Dia sudah menyelesaikannya.
  7. Keterangan Tujuan, misalnya: karena, untuk semua orang, dll. Contoh: Orang itu membuat dirinya terlihat menawan.
  8. Keterangan Sebab, misalnya: karena rajin, karena panik, dll. Contoh: Dia lulus ujian karena rajin belajar.
  9. Keterangan Tujuan (ket. yang sifatnya menggantikan), contoh: penerima mendali emas, Taufik Hidayat.
  10. Perluasan Kalimat Yang Menjadi Frasa, Contoh: Orang itu menerima predikat guru teladan. 

b) Kalimat Majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa kalimat dasar. Struktur kalimat majemuk terdiri dari dua buah atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik secara kordinasi maupun subordinasi.
Kalimat Majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis:

Kalimat Majemuk Setara (KMS)
adalah kalimat yang terdiri dari 2 atau lebih kaliat tunggal, dan kedudukan tiap kalimat tunggal itu ialah setara baik secara struktur maupun makna kalimat itu. Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat sekurang-kurangnya dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sebagai kalimat tunggal.
Contoh: Saya makan; dia minum.
     Kalimat tersebut terdiri dari dua kalimat dasar yaitu a) saya makan dan b) Dia minum. Jika kalimat a) ditiadakan, kalimat b) masih dapat berdiri sendiri dan tidak ditiadakan, kalimat dasar b) masih dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal. Kedua kalimat tersebut memiliki kedudukan yang sama di dalam kalimat majemuk setara.
     Hubungan kedua kalimat dasar dalam kalimat majemuk setara tersebut tidak tamoak jelas karena tidak dignakan konjungsi di antara kedua kalimat dasar tersebut. Hubungan yang paling dekat denga makna kalimat majemuk setara tersebut adalah hubungan urutan peristiwa. Konjungsi yang cocok adalah lalu, lantas, terus, atau kemudian.
1a) Saya makan lalu dia minum
     Jika konjungsi kalimat itu diganti dengan kata tetapi, hubungan kedua kalimat tersebut akan berubah. Hubungan kalimat yang semua hubungan urutan peristiwa akan berubah menjadi hubungan pertentangan.
1b) Saya makan, tetapi dia minum
     Jadi, konjungsi mempunyai peranan yang penting dalam kalimat majemuk. Peranan konjungsi adalah menyatakan hubungan antar kalimat dasar di dalam kalimat majemuk.

Kalimat Mejemuk Setara dapat dikelompokan kedalam beberapa bagian, yaitu:
  1. Kalimat Majemuk Setara Penggabungan ialah jenis kalimat yang diidentifikasi dengan adanya kalimat yang dihubungkan dengan kata "dan" atau "serta". Contoh: " aku menulis surat itu dan Dia yang mengirimnya ke kantor pos.","Murid-murid membuat prakarya itu serta memajangnya di pameran."
  2. Kalimat Majemuk Setara Pertentangan ialah jenis kalimat majemuk yang dihubungkan dengan kata "tetapi","sedangkan","melainkan","namun". Contoh:"Anak itu rajin datang kesekolah, tetapi nilainya selalu merah.", "ibu memasak didapur sedangkan saya membersihkan rumah.","Yang membuat prakarya it bukan adiknya melainkan kakaknya yag membuat prakarya itu.","Dia tidak membuat makanan itu namun hanya menyiapkan untuk para tamu."
  3. Kalimat Majemuk Setara Pemilihan ialah jenis mejemuk uang didalam kalimatnya dihubungkan dengan kata"atau". Contoh: "Dia bingung memilih antara buah apel atau buah anggur."
  4. Kalimat Majemuk Setara Penguatan ialah jenis kalimat yang mengalami penguatan dengan menambahkan kata "bahkan". Contoh: "Dia tidak hanya pandai bermain alat musik, dia bahkan pandai bernyanyi."
Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Adalah penggabungan dua kalimat atau lebih tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat. Kalimat majemuk bertingkat mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat itu. Konjungsi yang digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat adalah ketika, karena, supaya, meskipun, jika, dan sehingga.

Induk Kalimat dan Anak Kalimat
perbedaan induk kalimat dan anak klaimat dapat dilihat berdasarkan tiga kategori.

1) Kemandirian Sebagai Anak Kalimat Tunggal
Induk kalimat mempunyai ciri dapat berdiri sendiri sebagai kalimat sendiri, sedangkan anak kalimat tidak dapat berdiri sebagai kalimat tanpa induk kalimat. Hal ini tampak pada contoh berikut.
a) Hujan turun selama tiga hari tiada henti-hentinya
b) Sehingga ban melanda sawah dan ladang petani desa itu.
Kalimat (a) dapat berdiri sendiri, sedangkan kalimat (b) tidak.

2)Konjungsi
Konjungsi digunakan untuk menghubungkan anak kalimat dengan inuk kalimat. Dengan kata lain, anak kalimat ditandai oleh adanya konjungsi, sedangkan induk kalimat tidak didahului konjungsi.
Contoh:
- Saya membaca buku ketika dia datang
Jika konjungsi dipindahkan di awal kalimat itu, akan terjadi perubahan baik struktur maupun informasi.
- Ketika saya membaca buku, dia datang
Setelah dipindahkan kebagian awal, unsur pertama kalimat tersebut merupakan anak kalimat dan unsur kedua merupakan induk kalimat.

3) Urutan
Anak kalimat yang berfungsi sebagai keterangan mempunyai kebebasan tempat, kecuali anak kalimat akibat, didahului kata sehingga. Jika anak kalimat di depan induk klaimat, anak kalimat itu harus dipisahkan dengan tanda koma dari induk kalimatnya. Anak kalimat yang menempati posisi di belakang induk kalimat dapat ditempatkan di depan kalimat tanpa perubahan informasi yang pokok.
Contoh:
- Dia mengajukan permintaan kredit investasi kecil karena ingin meningkatkan perusahaan.
kalimat tersebut dapat diubah menjadi berikut.
- Karena ingin mengingkatkan perusahaannya, dia mengajukan permintaan kredit investasi kecil.

Kalimat Majemuk Campuran (KMC)
Adalah kalimat majemuk yang merupakan penggabungan anatara kalimat maejmuk setara dengan majemuk bertingkat. Minial pembentukan kalimatnya terdiri dari 3 kalimat.
Contoh:
  1. Darus bermain dengan anto. (kalimat tunggal 1)
  2. Fiani membaca buku dikamar. (kaliat tunggal 2, induk kalimat)
  3. Ketika aku datang kerumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
Hasil penggabungan di atas Darus bermain dengan Anto dan Fiani membaca buku dikamar, ketika aku datang kerumahnya.

E. KALIMAT BERDASARKAN UNSUR KALIMAT

Kalimat yang dilihat dari unsur kalimatnya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Kalimat lengkap adalah kalimat yang setidaknya masih memiliki sebuah subjek dan sebuah predikat.
Contoh:
Presiden SBY membeli buku gambar
          S                 P             O
Si Dudung Pergi
       S          P

b. Kalimat Tak Lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna. Kalimat dengan bentuk tidak sempurna kadang hanya berupa sebuah subjek saja, atau sebuah predikat, bahkan ada yang hanya berupa objeknya saja atau keterangannya saja. Kaliat tidak lengkap ini sering dipakai untuk kalimat semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan, dan kekaguman.
Contoh:
- Jangan di lempar!
- Astaga, indahnya!
- Silakan masuk!
- Kapan menikah?

F. KALIMAT BERDASARKAN ISI ATAU FUNGSINYA

a) Kalimat Pernyataan (Deklaratif) adalah Kalimat pernyataan dipaki jika penutur ingin menyatakan sesuatu denga lengkap pada waktu ia ingin menyampaikan nformasi kepada lawan berbahasanya. (Biasanya, intonasi menurun: yanda bacak titik).
Misalnya:

Positif
  1. Presiden Gus Dur mengadakan kunjungan ke luar negeri.
  2. Indonesia menggunakan sis tem anggaran yang berimbang.

Negatif
  1. Tdak semua bank memperoleh kredit lunak.
  2. Dalam pameran tersebut para pengunjung tidak mendapat informasi yang memuaskan tentang bisnis komominium di kota-kota besar.
b) Kalimat Perintah adalah kalimat yang bertujuan untuk memberikan perintah kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Kalimat perntah dalam bentuk lisan biasanya diakhiri dengan ntonasi yang tinggi, sedangkan pada bentuk tulisan kalimat ini akan diakhiri dengan tanda seru (!)
Ciri-ciri kalimat perintah:
  1. Intonasi keras, terutama perintah biasa dan larangan
  2. Menggunakan tanda seru (!), bila digunakan dalam tulisan
  3. Kata kerja yang mendukung kalimat biasanya kata kerja dasar
  4. Menggunakan partikel pengeras (lah)
  5. Berpola kalimat inversi (PS)
Beberapa Bentuk Kalimat Perintah:
1. Kalimat Perintah Permintaan adalah perintah yang halus, orang yang menyuruh bersikap rendah.
Contoh:
-Tolong, tutup pintu itu!

2. Kalimat Perintah Larangan adalah perintah yang melarang seseorang melakukan sesuatu hal. Bila larangan itu bersifat umum/resmi dignakan kata dilarang bila bersifat khusus/tidak resmi digunakan kata "jangan".
Contoh:
- Dilarang merokok disini!

3. Kalimat Perintah Ajakan biasanya didahului kata-kata ajakan.
Contoh:
- Mari kita jaga kebersihan rumah kita!

4. Kalimat Perintah Sindiran/Cemooh adalah perintah yang mengandung ejekan karena yakin bahwa yang diperintah tidak mampu melaksanakan yang diperintahkan.
Contoh:
- Kerjakan sendiri, kalau kamu bisa!

5. Kalimat Perintah Bersyarat adalah perinath yang mengandung syatrat untuk terpenuhi sesuatu hal.
Contoh:
- Bntulah dia, pasti pekerjaannya akan segera selesai!

6. Kalimat Perintah Mengizinkan adalah perintah biasa yang ditambahkan dengan pernyataan yang mengungkapkan pemberian izin.
Contoh:
- Ambilah buah mangga itu semau mu!

c) Kalimat Berita adalah kalimat yang isinya mengabarkan atau menginformasikan sesuatu. Dalam penulisannya kalimat ini diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya kalimat ini akan diakhiri dengan intonasi yang menurun. Biasanya kalimat berita akan berakhir dengan pemberian tanggapan dari pihak yang mendengarkan kalimat berita ini.
Ciri-ciri kalimat berita:
  1. Intonasinya yang netral, tak ada suatu bagian yang dipentingkan dari yang lain
  2. Susunan kalimat tak dapat dijadikan ciri-ciri karena hampir sama saja dengan kalimat lain.
  3. Suatu bagan dari kalimat berita dapat dijadikan pokok pembicaraan. Dalam hali ini bagian tersebut dapat ditempatkan di depan kalimat, atau bagian tersebut mendapat intonasi yang lebih keras. Intonasi yang lebih keras yang menyertai kalimat seperti ini di sebut intonasi pementing.
Beberapa bentuk Kalimat Berita:
  1. Kalimat berita Positif. Contohnya: Banyak anggota DPR yang melakukan korupsi. (positif).
  2. Kalimat berita Negatiff yaitu kalimat yang berisi pengingkaran atau kalimat yang ditandai dengan kata ingkar yaitu menggunakan kata "tidak" dan kata "bukan". Contoh: Ayahku bukan seorang koruptor. (negatif)

Beberapa Bentuk Kalimat Tanya:

1. Kalimat Tanya Klarifikasi dan Konfirmasi, Yang dimaksud kalimat tanya klarifikasi (penegasa) dan Tanya konfirmasi (penjernihan) ialah kalimat tanya yang disampaikan kedapa orang lain untuk tujuan mengukuhkan dan memperjelas persoalan yang sebelumnya telah diketahui oleh penanya. Kalimat tanya ini tidak meminta penjelasan, tapi hanya membutuhkan jawaban pembenatran atau sebaliknya dalam bentuk ucapan ya atau tidak dan benar atau tidak benar.
Contoh kalimat Tanya Konfirmasi:
  • Apakah engkau ingin pulang hari ini? (ya/tidak)
2. Kalimat Tanya Retorik, adalah kalimat tanya yang tidak menghendaki jawaban karena penanya jawaban sudah tahu.
Contoh:
  • Apakah kamu mau tidak naik kelas?
3. Kalimat Tanya Tersamar, adalah kalimat yang tujuannya tidak untuk bertanya melainkan mempunyai tujuan lain, yaitu:
  • Tujuan Meminta. contoh: Dapatkah kamu menolong saya?
  • Tujuan Mengajak. contoh: Dapatkah kamu menemaniku ke pesta itu nanti malam?
  • Tujuan Memohon.  contoh: Apakah kamu bersedia menerima lamaran aku?
  • Tujuan Menyuruh. contoh: Maukah kamu membuatkan puisi?
  • Tujuan Merayu. contoh: Jadi kan kamu traktir saya makan malam ini?
  • Tujuan Menyindir. contoh: Begini caranya kamu berterima kasih?
  • Tujuan Menyanggah. contoh: Bagaimana jika kita mencari cara yang lain?
  • Tujuan Meyakinkan. contoh: Mestikah aku bersumpah di hadapanmu?
  • Tujuan Menyetujui. contoh: Apa pantas hal ini saya abaikan?
Kalimat Seruan
Adalah kalimat yang dipakai untuk mengucapkan perasaan (sakit, marah, terkejut, sindiran, takut, terperanjat, hiba, dan sebagainya). Dalam pelafalan biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi, sedangkan dalam penulisannya kalimat seruan akan diakhiri dengan tanda seru (!) atau tanda titik (.)



Sumber:
wiwik kikuk. "Makalah Tentang Kalimat". Kamis, 8 November 2012 (diakses 25 Oktober 2014)








0 komentar:

Posting Komentar