KONVENSI NASKAH
A. Pengertian Konvensi Naskah
Konvensi naskah adalah penulisan
sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah
disepakati.
Untuk membuat sebuah naskah yang
baik, sebelumnya kita harus membuat kerangka karangan terlebih dahulu. Dalam
kerangka karangan akan terlihat bab-bab, sub-sub bab yang mengandung ide-ide
pokok dari suatu naskah. Setelah itu pengembangan pun akan mudah dilakukan dan
naskah yang dihasilkan sistematis.
Selain hal diatas, dalam
pembuatan naskah juga harus memperhatikan struktur kalimat dan pilihan
kata/diksi, agar naskah yang kita tulis itu jelas, teratur dan menarik untuk di
baca.
Selain hal-hal diatas, hal
terpenting lainnya adalah naskah harus memenuhi syarat-syarat tertentu seperti
persyaratan formal. Persyaratan formal mensyaratkan naskah supaya bentuk atau
wajah tampak menarik dan indah. Persyaratan formal ini meliputi bagian-bagian
pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan yang harus diikuti dalam dunia kepenulisan
yang umum disebut konvensi naskah. Konvensi naskah adalah penulisan sebuah
naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati.
Berdasarkan persyaratan formal
ini, dapat dibedakan lagi karya yang dilakukan secara formal, semi formal, dan
non formal. Maksud secara formal adalah bahwa suatu karya memenuhi semua
persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi. Maksud secara semi formal adalah
bahwa suatu karya tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut
konvensi. Dan maksud secara non formal adalah bahwa suatu karya tidak memenuhi
syarat-syarat formalnya.
B. Syarat Formal Penulisan sebuah Naskah
Pengorganisasian karangan sangat
diperlukan dalam menyusun sebuah karangan. Pengorganisasian karangan adalah
penyusunan seluruh unsur karangan menjadi satu kesatuan karangan dengan
berdasarkan formal kebahasaan yang baik, benar, cermat, logis, penguasaan,
wawasan keilmuan bidang kajian yang ditulis secara memadai dan format pengetikan
yang sistematis. Persyaratan formal yang harus dipenuhi sebuah karya tulis
yaitu Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, bagian pelengkap penutup.
A. Bagian Pelengkap Pendahuluan
- Judul Pendahuluan (Judul Sampul)
- Halaman Judul
- Halaman Persembahan (kalau ada)
- Halaman Pengesahan (kalau ada)
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Daftar Gambar (kalau ada)
- Daftar Tabel (kalau ada)
B. Bagian Isi Karangan
- Pendahuluan
- Tubuh Karangan
- Kesimpulan
C. Bagian Pelengkap Penutup
- Daftar Pustaka (Bibliografi)
- Lampiran (Apendix)
- Indeks
- Riwayat Hidup Penulis
A. Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian pelengkap pendahuluan atau
halaman-halaman pendahuluan tidak menyangkut isi karangan. Bagian ini
dipersiapkan sebagai bahan informasi bagi pembaca dan menampilkan karangan
tersebut dalam bentuk yang lebih menarik.
a. Judul Pendahuluan (Judul
Sampul) dan Halaman Judul
Judul pendahuluan adalah nama
karangan. Pada halaman judul pendahuluan tidak megandung apa-apa kecuali judul
karangan. Penulisan judul karangan dengan huruf kapital dan letaknya ditengah
sedikit ke atas. Tetapi variasi format lainnya juga banyak.
Pada makalah atau skripsi,
halaman judul mencantumkan nama karangan, penjelasan tugas, nama pengarang,
kelengkapan indentitas pengarang (NPM, kelas), nama unit studi atau unit kerja,
nama lembaga(jurusan, fakultas, universitas), nama kota dan tahun penulisan.
Untuk memberikan daya tarik
pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:
- Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.
- Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya.
- Sampul: nama karangan, penulis, dan penerbit.
- Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota, dan tahun penulisan (dalam pembuatan makalah atau skripsi).
- Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan formal), atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal).
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pembuatan makalah atau skripsi pada halaman judul:
• Judul diketik dengan huruf
kapital, misalnya:
PEMANFAATAN TEKNOLOGI KOMPUTER PADA BIDANG INDUSTRI
• Penjelasan tentang tugas
disusun dalam bentuk kalimat, misalnya:
Makalah ini Disusun untuk
Melengkapi Ujian Akhir
Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Semester Ganjil 2011
Atau
Skripsi ini Diajukan untuk
Melengkapi Ujian Sarjana Ilmu Komputer pada
Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Gunadarma
• Nama penulis ditulis dengan
huruf kapital, di bawah nama dituliskan Nomor Induk Mahasiswa (NIM), misalnya:
BAGUS SATRIYO WIBOWO
11111212
• Logo universitas untuk makalah,
skripsi, tesis, dan disertasi; makalah ilmiah tidak diharuskan menggunakan
logo.
• Data institusi mahasiswa
mencantumkan program studi, jurusan, fakultas, unversitas, nama kota, dan tahun
ditulis dengan huruf kapital, misalnya:
JURUSAN SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER &
TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2011
Hal-hal yang harus dihindarkan
dalam halaman judul karangan formal:
- Komposisi tidak menarik.
- Tidak estetik.
- Hiasan gambar tidak relevan.
- Variasi huruf jenis huruf.
- Kata “ditulis (disusun) oleh.”
- Kata “NIM/NRP.”
- Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi.
- Kata-kata yang berisi slogan.
- Ungkapan emosional.
- Menuliskan kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi.
b. Halaman Persembahan
Bagian ini tidak terlalu penting.
Bila penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal itu semata-mata dibuat atas
pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu halaman, dan
biasanya terdiri dari beberapa kata saja, misalnya:
Kutulis novel ini
dengan cahaya cinta
untuk mahar menyunting belahan
jiwa,
Muyasaratun Sa’idah binti KH.
Muslim Djawahir, alm.
Rabbana hab lanaa min azwaajinaa
wa dzurriyyaatinaa
Qurrata a’yuni waj’alnaa lil
muttaqiina imaama. Amin.[3]
Bila penulis menganggap perlu memasukkan
persembahan ini, maka persembahan ini ditempatkan berhadapan dengan halaman
belakang judul buku
c. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan berfungsi
sebagai bukti bahwa karya tulis telah memenuhi persyaratan administratif
sebagai karya ilmiah. Halaman ini biasanya ditanda tangani oleh pembimbing,
penguji dan ketua jurusan. Halaman pengesahan biasanya dilampirkan pada
skripsi, tesis, disertasi. Sedangkan untuk makalah atau karangan lainnya tidak
harus mensertakan halaman ini. Halaman pengesahan ditulis dengan mengikuti
persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang tertulis di dalamnya.
Judul karangan ditulis dengan
menggunakan huruf kapital seluruhnya dan diletakkan ditengah-tengah antara
margin kiri dan kanan. Nama lengkap dan gelar akademis pembimbing materi,
penguji, ketua program jurusan ditulis secara benar dan disusun secara simetri
kiri-kanan dan atas-bawah. Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas
kata ketua jurusan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
- Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya.
- Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.
- Tulisan melampaui garis tepi.
- Menulis nama tidak lengkap.
- Menggunakan huruf yang tidak standar.
- Tidak mencantumkan gelar akademis.
d. Kata Pengantar
Kata pengantar merupakan bagian
dari karangan yang isinya berupa penjelasan mengenai motivasi menulis sebuah
karangan. Kata pengantar berfungsi seperti sebuah surat pengantar. Setiap
karangan ilmiah seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi,makalah harus
melampirkan halaman kata pengantar yang menyajikan informasi sebagai berikut:
- Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
- Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
- Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga.
- Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga yang membantu.
- Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda-tangan.
- Harapan penulis atas karangan tersebut.
- Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.
Kata pengantar merupakan bagian
keseluruhan dari suatu karangan ilmiah yang sifatnya formal dan ilmiah. Oleh
sebab itu dalam penulisannya harus menggunakan kata-kata yang baku, baik dan
benar. Isi dari kata pengantar tidak membahas tentang pendahuluan, isi,
penutup. Dan berlaku sebaliknya, hal-hal yang sudah dibahas dibagian kata
pengantar tidak boleh di bahas lagi dalam isi karangan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
- Menguraikan isi karangan.
- Mengungkapkan perasaan berlebihan.
- Menyalahi kaidah bahasa.
- Menunjukkan sikap kurang percaya diri.
- Kurang meyakinkan.
- Kata pengantar terlalu panjang.
- Menulis kata pengantar semacam sambutan.
- Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif.
e. Daftar Isi
Daftar isi merupakan pelengkap
dari pendahuluan yang isinya memuat garis besar isi karangan secara lengkap dan
menyeluruh dari halaman pertama sampai halaman terakhir. Fungsi dari halaman
ini untuk menyajikan informasi nomor halaman dari judul bab, sub bab, dan
unsur-unsur pelengkap dari buku yang bersangkutan.
Daftar isi disusun secara
konsisten baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab, judul sub-sub
bab.
f. Daftar Gambar
Bila suatu karangan memuat suatu
gambar-gambar, maka setiap gambar tersebut harus ditulis di dalam daftar gambar
yang menginformasikan judul gambar dan nomor halaman gambar tersebut.
g. Daftar Tabel
Bila suatu karangan memuat suatu
tabel-tabel, maka setiap tabel tersebut harus ditulis di dalam daftar tabel
yang menginformasikan nama tabel dan nomor halaman tabel tersebut.
B. Bagian Isi Karangan
Isi karangan merupakan inti dari
sebuah karangan. Bagian-bagian isi karangan akan dijelaskan pada sub-sub bab
berikut.
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bab 1 dalam
sebuah karangan yang tujuannya adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan
perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan dan menunjukkan dasar yang
sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah,
tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori dan metode pembahasan.
Keseluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca pada materi yang akan dibahas,
dianalisis, diuraikan dalam bab 2 sampai bab terakhir.
Untuk menulis pendahuluan yang
baik, penulis perlu memperhatikan pokok-pokok yang harus tertuang dalam
masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut:
1) Latar belakang masalah,
menyajikan:
- Penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan diuraikan jawabannya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas, misalnya deduktif, sebab-akibat, atau induktif.
- Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya: memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan dalam membuat keputusan, memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja yang akan datang.
- Pengetahuan tentang studi kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari buku-buku ilmiah, jurnal, atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku terbaru.
- Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan, gunakan kata tanya yang menuntut adanya analisis, misalnya: bagaimana...., mengapa.....
- Tidak menggunakan kata apa karena tidak menuntut adanya analisis, cukup dijawab dengan ya atau tidak.
2) Tujuan penulisan berisi:
- Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya: mendeskripsikan hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh X terhadap Y.
- Upaya pokok yang harus dilakukan, misalnya: mendeskripsikan data primer tentang kualitas budaya tradisi penduduk asli Jakarta; membuktikan bahwa pembangunan lingkungan pemukiman kumuh yang tidak layak huni memerlukan bantuan pemerintah.
- Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua, tujuan juga dirinci menjadi dua.
3) Ruang lingkup masalah berisi:
- Pembatasan masalah yang akan dibahas.
- Rumusan detail masalah yang akan dibahas.
- Definisi atau batasan pengertian istilah yang tertuang dalam setiap variabel. Pendefinisian merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan untuk mengungkapkan suatu benda, konsep, proses, aktivitas, peristiwa, dan sebagainya dengan kata-kata.
4) Landasan teori menyajikan:
- Deskripsi atau kajian teoritik variabel X tentang prinsip-prinsip teori, pendapat ahli dan pendapat umum, hukum, dalil, atau opini yang digunakan sebagai landasan pemikiran kerangka kerja penelitian dan penulisan sampai dengan kesimpulan atau rekomendasi.
- Penjelasan hubungan teori dengan kerangka berpikir dalam mengembangkan konsep penulisan, penalaran, atau alasan menggunakan teori tersebut.
5) Sumber data penulisan berisi:
- Sumber data sekunder dan data primer.
- Kriteria penentuan jumlah data.
- Kriteria penentuan mutu data.
- Kriteria penentuan sample.
- Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan.
6) Metode dan teknik penulisan
berisi:
- Penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan, misalnya: metode kuantitatif, metode deskripsi, metode komparatif, metode korelasi, metode eksploratif, atau metode eksperimental.
- Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan kuisioner; analisis data, hasil analisis data, dan kesimpulan.
7) Sistematika penulisan berisi:
- Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan.
- Penjelasan lambang-lambang, simbol-simbol, atau kode (kalau ada).
b. Tubuh Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama
karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini
menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas
(sempurna). Di sinilah terletak segala masalah yang akan dibahas secara
sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur
berikut ini:
1) Ketuntasan materi:
Materi yang dibahas mencakup
seluruh variabel yang tertulis pada kalimat karangan, baik pembahasan yang
berupa data sekunder (kajian teoretik) maupun data primer. Pembahasan data
primer harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis
atau diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat
mendukung ketuntasan pembenaran.
2) Kejelasan uraian/deskripsi:
• Kejelasan konsep:
Konsep adalah keseluruhan pikiran
yang terorganisasi secara utuh, jelas, dan tuntas dalam suatu kesatuan makna.
Untuk itu, penguraian dari bab ke sub-bab, dari sub-bab ke detail yang lebih
rinci sampai dengan uraian perlu memperhatikan kepaduan dan koherensial,
terutama dalam menganalisis, menginterpretasikan (manafsirkan) dan
menyintesiskan dalam suatu penegasan atau kesimpulan. Selain itu, penulis perlu
memperhatikan konsistensi dalam penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi, teknik
kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki.
• Kejelasan bahasa:
Kejelasan dan ketetapan pilihan
kata yang dapat diukur kebenarannya. Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau
kata denotatif lebih baik daripada kata konotatif atau kata kias (terkecuali
dalam pembuatan karangan fiksi, kata konotatif atau kata kias sangat
diperlukan)
Kejelasan makna kalimat tidak
bermakna ganda, menggunakan struktur kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang
baku, menggunakan kalimat efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatif
secara benar.
Kejelasan makna paragraf dengan
memperhatikan syarat-syarat paragraf: kesatuan pikiran, kepaduan, koherensi
(dengan repetisi, kata ganti, paralelisme, kata transisi), dan menggunakan
pikiran utama, serta menunjukkan adanya penalaran yang logis (induktif,
deduktif, kausal, kronologis, spasial).
• Kejelasan penyajian dan fakta
kebenaran fakta:
Kejelasan penyajian fakta dapat
diupayakan dengan berbagai cara, antara lain: penyajian dari umum ke khusus,
dari yang terpenting ke kurang penting; kejelasan urutan proses. Untuk
menunjang kejelasan ini perlu didukung dengan gambar, grafik, bagan, tabel,
diagram, dan foto-foto. Namun, kebenaran fakta sendiri harus diperhatikan
kepastiannya.
Hal-hal lain yang harus
dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah):
- Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata: saya pikir, saya rasa, menurut pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan: penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan bahwa…, survei membuktikan bahwa…,
- Kesalahan: pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir (dari topik sampai dengan simpulan) tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi variabel tidak (kurang) operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang, atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul.
c. Kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan
merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan juga merupakan
bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak memiliki cukup
waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca bagian-bagian
penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun
sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu pendapat
pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.
Penulis dapat merumuskan
kesimpulannya dengan dua cara:
- Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau tesis-tesis), sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
- Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu.
C. Bagian Pelengkap Penutup
Bagian pelengkap penutup juga
merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah.
a. Daftar pustaka (Bibliografi)
Setiap karangan ilmiah harus
menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan.
Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan
bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian
karangan.
Unsur-unsur daftar pustaka
meliputi:
- Nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
- Tahun terbit.
- Judul buku: penulisannya bercetak miring.
- Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit..
- Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun terbit.
Contoh: Tarigan, Henry. 1990.
Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. (Banyak versi
lainnya, misal: Sistem Harvard, Sistem Vancover, dan lain-lain)
Keterangan:
- Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu dibalik.
- Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk menggantikan nama pengarang.
- Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor yang dipakai dan di belakangnya diberi keterangan ed. ‘editor’
- Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
- Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama belakang pengarang.
b. Lampiran (Apendix)
Lampiran (apendix) merupakan
suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan
kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi secara panjang lebar,
atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini.
Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan
lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah.
Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika
disertakan dalam uraian.
c. Indeks
Indeks adalah daftar kata atau
istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad).
Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah
tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya
dalam pembahasan.
d. Riwayat Hidup Penulis
Buku, skripsi, tesis, disertasi
perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih
lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau
pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis, tempat tanggal lahir,
pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-karya yang telah
dihasilkan oleh penulis.
Sumber:
Keraf, Gorys. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah, 1994.
HS, Widjono. BAHASA INDONESIA Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo, 2007.
Maryani, Yani, dkk. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia.
Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Drs. AS Haris Sumadiria M.Si. Bahasa Jurnalistik (Panduan
Praktis Penulis dan Jurnalis. Simbiosa Rekatama Media.
http://www.syahroneiy.co.cc